cerita lain lebaran saya

Friday, October 12, 2007

Alhamdulillah, ibadah wajib puasa di bulan Ramadhan sudah selesai kita laksanakan, sekarang tiba saatnya merayakan hari kemenangan, Idul Fitri. Saya dan keluarga pun melaksanakan sholat Ied hari Jumat tanggal 12 Oktober 2007 berbeda dari ketetapan pemerintah yaitu Sabtu besok, karena kami yakin 1 Syawal 1428 jatuh pada hari Jumat ini (jam 1 malam kami melihat berita di TV kalau di Arab Saudi pun melaksanakan sholat Ied pada hari Jumat ini. Waktu Indonesia lebih cepat 4 jam dari waktu Arab Saudi lalu kenapa kami harus berlebaran besok?)

Kalau biasanya kami melaksanakan sholat Ied di masjid dekat rumah di Cinere atau di lapangan dekat tempat kami menginap di Jogja, tapi kali ini kami melaksanakan sholat Ied di lapangan blok S. Ada sedikit insiden yang terjadi sebenarnya yang membuat pelaksanaan sholat Ied berjalan tidak begitu lancar. Imam yang memimpin sholat Ied di lapangan blok S tidak dilengkapi alat pengeras suara (microphone, dll), tapi bukan karena tidak siap ataupun tidak disiapkan. Dari ibu-ibu disekitar kami, saya pun akhirnya tahu kalau perlengkapan pengeras suara disita oleh oknum (yang saya sendiri tidak jelas oknum tersebut itu siapa..) yang tidak mengijinkan adanya pelaksanaan sholat Ied ini. Panitia pelaksanaan sholat Ied ini pun dibubarkan secara paksa. Waduh.. keadaan yang tidak kami sangka sebelumnya. Akhirnya kami pun sholat Ied tanpa mendengar seruan imam. Jamaah sholat yang memang sudah niat untuk melaksanakan sholat Ied bersikap kooperatif dengan ikut menyerukan seruan sholat (takbir, dll) yang sangat membantu kami yang kebetulan sholat di barisan belakang untuk bisa tetap melaksanakan sholat dengan baik. Selesai sholat kami pun mendengarkan ceramah dari seorang warga yang didaulat menjadi khotib dadakan karena khotib yang seharusnya memberikan ceramah tidak jadi berceramah, mungkin karena larangan tadi. Walaupun tidak sesuai rencana, tapi khotib dadakan tersebut dapat berceramah dengan baik. Beliau berceramah dengan energi ekstra karena tanpa alat pengeras suara, jadi yah.. sedikit berteriak. Tapi semua berjalan lancar. Semangat Idul Fitri tetap berkoar. (menghela nafas) Haaahh.. Alhamdulillah kami sudah melaksanakan sholat Ied.

Kelegaan yang saya rasakan sepertinya tidak dirasakan oleh khotib dadakan itu. Dari simpang siur berita yang saya dengar, Beliau nampaknya harus merasakan intrograsi di kantor polisi karena larangan mengadakan sholat Ied hari Jumat ini. Entah apakah berita itu benar atau tidak, tapi saya harap berita yang saya dengar itu tidak benar sama sekali. Kalaupun benar, jelas saya sangat menyayangkan sikap pemerintah atau aparat polisi atau siapapun yang melarang dan mempermasalahkan perbedaan waktu sholat ini. Kenapa yah hal ini harus terjadi, padahal kita seharusnya mengikuti Arab Saudi yang menjadi patokan waktu. Saya harap untuk tahun-tahun ke depan perbedaan ini sudah tidak ada lagi.

Anyway... Sabtu besok, di saat umat muslim merayakan sholat Ied, saya dan keluarga akan mudik ke Jogja.. Yippie.. akhirnya saya liburan juga. Saya sudah tidak sabar untuk tiba di Jogja. Sudah banyak rencana yang ingin saya lakukan disana, salah satunya adalah wisata budaya. Kami akan mudik melalui jalan darat alias bawa mobil sendiri. Doakan kami yah temans supaya perjalanan kami ke Jogja, ketika di Jogja, dan saat pulang kembali ke Jakarta berjalan dengan lancar dan dihindarkan dari segala kemungkinan yang buruk. Semoga kami selalu dilindungi Allah SWT, begitu juga yang ikut mendoakan kami.. (^_^).

Akhir kata, saya mewakili keluarga mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin, maafkan kesalahan saya, orang tua dan saudara saya yang disengaja maupun tidak disengaja. Selamat merayakan hari kemenangan Idul Fitri 1 Syawal 1428 Hijriah. Selamat liburan temans..

1 comment:

Anonymous said...

wah vic, ga tahan gw komen juga nih..
klo tentang menghalangi dengan jalan yang kasar gitu jelas2 pasti orang lain juga ga setuju, trmasuk gw..tapi gw punya sesuatu yg may b bisa lu kroscek..

lu cek deh all reference about puasa, yg gw pernah pelajari & baca klo puasa itu dimulai dengan melihat bulan & ditutup dengan melihat bulan..secara posisi Indonesia & arab saudi berbeda kontur, iklim dll at last pengelihatan trhadap bulan tuh berbeda, jadi bukan masalah perbedaan waktunya..Pemerintah kita dengan segala usahanya berusaha memberikan solusi dengan menghubungkan hasil teleskop Boscha tentang pergerakan bulan yg dpt diakses umum melalui site kominfo, tujuannya supaya masyarakat dapat tahu posisi hilal & kapan puasa perlu berakhir..

nah, klo pun ternyata bulan tidak kunjung terlihat, maka ada salah satu hadist menyatakan bahwa ulil amri akan menggenapkan puasa menjadi 30 hari, ulil amri disini adalah pemerintah dan para ulamanya..beberapa permasalahan dalam islam beberapa memang harus ada yang diselesaikan melalui jalan keputusan pemerintah alias ulil amri, dan beberapa tidak. Contoh : klo untuk idul adha kita harus berpatokan pada selesainya wukuf di arafah dan bukan keputusan pemerintah, sebab selesainya ibadah haji ditentukan dengan selesainya wukuf..

ya begitulah, banyak faktor yang menjadi pertimbangan masing-masing sesuai dengan ilmu yang didapatkan individu atau kelompok..akan tetapi jika pemasalahan tersebut idealnya harus diputuskan oleh pemerintah, maka sudah menjadi kewajiban kita mendukung pemerintah..Well, klo pemerintahnya menurut orang2 kaya begitu ga bener, ya gampangnya kembalikan aj semuanya pada Al Quran & Hadist menunjuk solusinya apa..

Diseño original por Open Media | Adaptación a Blogger por Blog and Web