to be a parent

Tuesday, July 10, 2007

nikah itu gak sekedar untuk nyatuin 2 jiwa, 2 orang yang berbeda karakter ke dalam satu ikatan. tapi nikah itu artinya juga harus siap untuk menghidupi dan mendidik seseorang (atau bisa lebih) sampai dia bisa mandiri nantinya. siapa seseorang itu?? pastinya adalah anak. setiap orang yang akan nikah harusnya ada kepikiran akan gimana cara mereka nanti akan mendidik anaknya, gimana caranya si orang tua harus mencari nafkah biar si anak bisa cukup sandang pangan papan, sekolah yang pinter, dapet hiburan, dll.

alkisah (taelah bahasanya gw..) ada seorang laki-laki (dia anak bungsu dalam keluarganya) dan perempuan yang udah lama menikah dan mempunyai 3 orang anak, laki-laki lalu perempuan lalu laki-laki lagi. anak pertama, sebut aja si A, usianya sekitar 15 taun , berbadan besar (bahkan melebihi badan ayahnya), sekarang ini akan memasuki sma. anak kedua, kita sebut B, adalah anak perempuan yang tumbuh dengan berbadan besar pula, usianya sekitar 12 atau 13 taun, dan akan memasuki smp. lalu si bungsu, sebut saja si C, sekarang ini akan memasuki kelas 6 sd, dia tumbuh menjadi anak yang kurus seperti tidak terurus dan memang begitu keadaannya dan bukan merupakan anak yang cerdas dan pintar bila dibandingkan dengan kedua kakaknya, tapi si C adalah anak yang sangat manis sekali dan senang untuk membantu siapa saja, dia adalah anak yang sangat baik sekali, semua orang terkesima dengan si C, sangat berbeda dengan kedua kakaknya. keluarga ini tinggal bersama ibu dari sang ayah, atau nenek dari tiga anak tersebut, sebut saja nenek D. mereka memang bukan tergolong keluarga yang mampu namun masih bisa bertahan hidup dari uang bulanan yang dikirimkan oleh kakak-kakak si lelaki itu untuk ibu mereka atau nenek D tadi.

lelaki ini atau si ayah adalah orang yang sangat pemalas dan tergolong penipu, dari muda lelaki ini sering mengelabui banyak orang. dulu ketika si lelaki itu masih muda, sekitar 20 taunan, dia pernah dibiayai oleh sang kakak laki-lakinya untuk mengikuti kursus komputer. dia bukanlah satu-satunya orang yang dibiayai oleh sang kakak, adik ipar sang kakak juga ikut dibiayai kursus yang sama. akan tetapi apa balasan si laki-laki itu terhadap kakaknya, uang kursus yang selama ini diberikan digunakan untuk berjudi, dan ini berlangsung selama kurang lebih 2 taun. sedangkan adik ipar sang kakak memanfaatkan kursus tersebut dengan baik dan sekarang telah menduduki posisi penting di salah satu bank internasional terkenal di jakarta. sedangkan si laki-laki tersebut sekarang diam saja tidak bekerja dan hanya menunggu sokongan dana dari kakak-kakaknya untuk ibu mereka atau nenek D. selama ini si lelaki itu hidup hanya untuk bersenang-senang, berjudi dan main perempuan dan tidak bekerja. dia juga suka mencuri uang ibunya untuk dihambur-hamburkan. sebenarnya kakak-kakaknya dari dulu memang sudah tidak mau membantu si lelaki itu dan keluarganya, tapi rasa sayang dan hormat terhadap sang ibu yang membuat kakak-kakaknya tetap mengirimkan uang bulanan. sang ibu atau nenek D tau bahwa anak bungsunya itu pemalas dan suka mencuri uangnya, tetapi sang ibu menutupi kelakuan anak bungsunya dan seperti membenarkan tindakan anak bungsunya itu. sang ibu sepertinya takut kalo si anak bungsu dan keluarga tidak bisa hidup layak. oleh karena itu sang ibu diam saja atas tindakan anak bungsunya itu. padahal si ibu tidak pernah diperhatikan oleh sang anak dan menantunya yang tinggal bersamanya itu dan yang beliau hidupi itu.. padahal beliau adalah orang tua yang berusia sekitar 85 taunan.

okey, kembali lagi ke bahasan tentang orang tua. karena si lelaki tersebut tergolong tidak mampu, pernah suatu hari anak bungsunya, si C, diasuh oleh adik iparnya sejak bayi. singkat cerita, si C kembali lagi ke pangkuan orang tua kandungnya. selama si C kembali ke orang tua sebenarnya, dia tidak pernah diperlakukan selayaknya anak kandung oleh ibu kandungnya sendiri. dia juga kadang-kadang suka dikerjai oleh kedua kakaknya. entah apa penyebabnya ibu kandung si C tidak pernah menyayangi anaknya seperti kedua anaknya yang lain. si C ini sepertinya gak pernah diperhatikan, seperti udah makan ato blum, udah belajar blum, badannya sehat gak, kalo sakit gak diobatin, dll.

terus terang saya prihatin, kenapa masih saja ada orang seperti lelaki yang saya ceritakan itu. hidup dari sokongan orang tua dan saudaranya, bukan karena tidak mampu bekerja tapi karena tidak mau berusaha padahal dia sehat walafiat. dia, si lelaki itu, baru-baru ini meminta bantuan uang ke kakak-kakaknya untuk menyekolahkan anak-anaknya. dia pikir dia siapa yang bisa cuma minta dan sepertinya semua orang cuma bisa mengandalkan orang lain untuk menghidupi dirinya juga keluarganya yang seharusnya menjadi tanggung jawab dia sebagai seorang ayah. memalukan.. setiap orang tua harus mempunyai tanggung jawab. kalau suatu hari nanti salah seorang anaknya menjadi orang yang sukses, lelaki itu tidak berhak sedikit pun untuk meminta uang atau perhatian atau apapun juga kepada anaknya, karena sedikit pun ia gak pernah banting tulang atau bersusah payah untuk menghidupi keluarga.

semoga bisa ngerti tulisan saya, agak ribet memang.. tapi ya sudahlah.
aaaggghhh!!! gak tauk ah!!!!

No comments:

Diseño original por Open Media | Adaptación a Blogger por Blog and Web